Dana Moneter Internasional (IMF) meramalkan perekonomian dunia akan gelap tahun depan. IMF merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan menjadi 2.7% — atau 0.2 basis poin lebih rendah dari prediksi yang dikeluarkan sebelumnya. Angka ini merupakan perlambatan dibandingkan dengan prediksi tahun ini yang sebesar 3.2%, turun 6% dari tahun lalu.
IMF mengeluarkan sejumlah himbauan yang cukup mencemaskan. Lembaga tersebut mengingatkan bahwa di tengah carut marut perekonomian global, situasi terburuk “belum muncul” dan bahwa 2023 akan membuat sebagian orang “merasakan resesi” dan kondisi perekonomian “akan menyakitkan. Inflasi pun diramalkan makin melambung.
Sepertiga negara-negara diprediksi akan mengalami pertumbuhan ekonomi negatif. Ini sebab tiga kekuatan ekonomi terbesar dunia — Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (EU), dan China — terus mengalami perlambatan ekonomi. IMF menyebut tiga faktor yang melandasi hal ini, yakni Perang Rusia-Ukraina yang menimbulkan kenaikan harga energi dan pangan, krisis biaya hidup sebagai imbas dari konflik tersebut dan juga pandemi, serta perlambatan ekonomi China akibat kebijakan lockdown.
Bagaimana dengan Indonesia?
Dilansir dari CNN Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai bahwa Indonesia masih cukup sehat dan aman dari ancaman resesi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,4% pada pada kuartal II tahun ini dan inflasi masih terkendali di level 5,95% pada September, meski diterpa kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Utang luar negeri dan korporasi Indonesia juga terus menurun.
Pakar menilai bahwa kondisi Indonesia juga relatif terjaga karena mengandalkan konsumsi domestik alih-alih ekspor-impor yang terpapar langsung pada perekonomian global.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri juga berpendapat bahwa Indonesia masih aman dari resesi, walaupun tetap terancam perlambatan ekonomi. Sementara, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva melihat prospek ekonomi Indonesia masih cukup baik dan bisa jadi titik terang di kala resesi global melanda.
Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah kini tengah melakukan stress test untuk melihat ketahanan Indonesia terhadap krisis dan menyiapkan jurus menghadapi skenario terburuk.
