Damar, Beltim – UPT Puskesmas Mengkubang menggelar acara Edukasi Peran Serta Keluarga dalam Rehabilitasi Kesehatan Mental di ruang pertemuan UPT Puskesmas Mengkubang, Selasa (25/10). Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Tahun 2022 yang jatuh pada 10 Oktober lalu.
Kepala UPT Puskesmas Mengkubang yang diwakili oleh Koordinator Sistem Informasi Geografis Intervensi Terintegrasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (SIGESITE PIS-PIK) Agustini mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada keluarga penderita ODGJ untuk mendukung proses pemulihan dan rehabilitasi kesehatan mental pada ODGJ tersebut.
“Keluarga memberikan kontribusi penting untuk mendukung pelayanan kesehatan jiwa dengan tujuan pasien dengan gangguan jiwa atau ODGJ bisa mandiri, produktif, dan berdaya di lingkungan keluarga dan masyarakat,” jelasnya.
Agustini mengatakan kegiatan ini merupakan pelayanan Puskesmas Mengkubang yang terintegrasi dengan inovasi SIGESITE PIS-PIK dan bekerjasama dengan berbagai lintas sektor baik Pemerintahan Desa, Kader Kesehatan Jiwa maupun tokoh agama.
“Upaya pengobatan dan rehabilitasi ini membutuhkan proses yang panjang, namun kita akan terus dukung karena setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil, merata dan menyeluruh. Tidak hanya untuk yang sakit secara fisik tapi juga secara psikis,” ujarnya.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan pembagian bingkisan untuk peserta dan kunjungan ke rumah pasien ODGJ untuk memberikan pelayanan spesialistik bagi keluarga pasien ODGJ yang belum kooperatif.
ODGJ Butuh Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Ditemui usai menjadi narasumber pada acara tersebut, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Lilik Haryani mengatakan, Peran keluarga sangat penting bagi penderita gangguan jiwa (ODGJ) dalam masa rehabilitasi dan proses pemulihan. Terlebih untuk beberapa kasus memerlukan proses yang cukup lama untuk penyembuhannya.
Menurut Lilik, keluarga adalah “suporter utama” bagi ODGJ sehingga informasi atau pengetahuan keluarga tentang penyakit ODGJ sangat diperlukan. Ia mengatakan penyakit ini menahun sehingga butuh jangka waktu pengobatan yang lama dan butuh keteraturan yang berkelanjutan.
“Kesembuhan penyakit jiwa ini bukan sembuh, tetapi pulih dan terkontrol dengan minum obat jiwa yang teratur. Supportnya itu keluarga harus bisa lebih merangkul lah, memang kesabaran yang paling penting,” ucap Lilik.
Ditambahkan Lilik, keluarga juga turut berperan sebagai edukator bagi masyarakat sekitar untuk mendukung, menciptakan lingkungan yang mendukung proses penyembuhan serta menghapus stigma kurang baik terhadap ODGJ. Ia berharap seluruh lintas sektor terkait juga turut mendukung untuk membantu pemulihan pasien ODGJ.
“ODGJ pada dasarnya adalah orang orang berkebutuhan khusus yang tidak bisa sembuh sendiri tanpa peran serta keluarga dan lingkungannya, oleh karena itu sangat butuh kasih sayang, pengertian, perhatian, dan pemakluman dari orang–orang di sekitarnya,” tutup Lilik. (Ln)