Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) ke-65, Dosen Gizi Universitas Muhammadiyah Bogor Raya mengadakan penyuluhan gizi di SMA Negeri 95 Jakarta.
Seminar yang bertema “SUPLEMEN: Supporting Universal Progress in Lifestyle, Eating, and Nutrition” ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi kesehatan dan tumbuh kembang remaja.
Kegiatan dimulai dengan sambutan Kepala SMA Negeri 95 Jakarta, Dewi Elvi, M.Si, yang mendorong siswa untuk mengikuti seminar dengan baik dan memanfaatkan kesempatan untuk menambah wawasan tentang gizi
“Makanan yang bergizi tidak harus mahal, asupan bergizi dapat menunjang prestasi. Berperanlah aktif serta diskusi interaktif dengan pemateri yang luar biasa,” ujarnya.
Selanjutnya, motivasi mengenai pola pikir remaja disampaikan oleh pelatih motivasi, Kang Hadi.Ia membahas permasalahan yang dihadapi remaja saat ini, seperti kecanduan gadget, bullying, kenakalan remaja, narkoba, seks bebas, dan malas belajar.
Materi ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk bersikap baik, serta semangat untuk belajar dengan dukungan gizi yang baik.Penyuluhan gizi kemudian disampaikan oleh Dosen Gizi Universitas Muhammadiyah Bogor Raya, Ika Puspa Windardi, S.Gz, M.Si.Dengan materi “Remaja Sehat, Generasi Kuat dengan Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang pada Remaja,
” ia menjelaskan pentingnya gizi pada masa remaja dan dampak gizi yang tidak optimal terhadap kesehatan remaja dan generasi mendatang.
Ia juga memaparkan 10 pesan gizi seimbang serta pola makan yang sehat sesuai dengan pedoman gizi seimbang dan isi piringku.
Andini Retno Yunitasari, S.Gz, M.KM, pengampu mata kuliah Pendidikan Gizi di Universitas Muhammadiyah Bogor Raya, kemudian memberikan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Ia menjelaskan delapan PHBS yang dapat diterapkan di sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, dan produktif.
Selain itu, ia juga mengajarkan cara menghitung indeks massa tubuh (IMT) sebagai indikator status gizi.Seminar ini diikuti oleh 324 siswa kelas sepuluh, yang terdiri dari kelas sepuluh 1 hingga sepuluh 9.
Para peserta terlihat antusias dan aktif bertanya kepada narasumber, serta merasa mendapatkan pengetahuan baru yang berguna untuk menjaga kesehatan mereka.***
