
Jakarta — Bahasa Indonesia mencatat sejarah baru di kancah internasional. Untuk pertama kalinya, bahasa persatuan bangsa ini akan digunakan secara resmi dalam Sidang Umum UNESCO tahun ini.
Hal tersebut diumumkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Hafidz Muksin, yang menyebut momen ini sebagai tonggak penting dalam upaya penginternasionalan bahasa Indonesia.
Menurut Hafidz, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dijadwalkan menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia di forum dunia tersebut.
“Ini adalah langkah monumental yang menandai pengakuan global terhadap bahasa Indonesia. Kini, bahasa kita telah diakui sebagai salah satu bahasa resmi dalam Sidang Umum UNESCO,” ujar Hafidz dalam konferensi pers di Jakarta.
Lebih lanjut, Hafidz menegaskan bahwa pengakuan ini memperkuat peran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam menjalankan mandat pelindungan, pengembangan, dan pembinaan bahasa serta sastra Indonesia.
“Kami melihat ini sebagai hasil dari kerja panjang dan kolaboratif dalam memartabatkan bahasa Indonesia, baik di dalam negeri maupun di panggung dunia,” tambahnya.
Tak hanya di forum internasional, Hafidz juga mengungkapkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia kini telah menjangkau 57 negara.
Ia menilai penyebaran ini sebagai langkah strategis untuk menempatkan bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa global lainnya seperti bahasa Inggris, Mandarin, dan Arab.
Salah satu pencapaian signifikan adalah pendirian Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
“Pada semester pertamanya saja, program ini telah menarik sekitar 300 mahasiswa baru. Ini menunjukkan minat yang tinggi terhadap bahasa dan budaya Indonesia di dunia internasional,” jelas Hafidz.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah dalam mempromosikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.
“Kami ingin memastikan bahwa bahasa Indonesia tidak hanya menjadi identitas nasional, tetapi juga menjadi kekuatan lunak (soft power) yang memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan global,” tutup Hafidz.












