Jakarta, Memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, suhu udara di sejumlah wilayah Indonesia melonjak tajam. Berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum tercatat mencapai 38°C di beberapa daerah, termasuk Karanganyar (38,2°C), Majalengka (37,6°C), Boven Digoel (37,3°C), dan Surabaya (37,0°C).
Fenomena ini dipicu oleh pergeseran posisi semu matahari ke selatan garis khatulistiwa, yang meningkatkan intensitas sinar matahari di wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan. Selain itu, kehadiran Monsun Australia turut memperkuat efek panas di permukaan.
Imbauan BMKG: Lindungi Diri dari Paparan UV
BMKG mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas luar ruangan, khususnya pada pukul 10.00–16.00 WIB, saat radiasi matahari mencapai puncaknya. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyarankan penggunaan pelindung seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya.
“Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air putih, dan hindari aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis,” ujar Guswanto, Minggu (19/10/2025).
Ia juga menekankan pentingnya memantau informasi cuaca terkini melalui aplikasi InfoBMKG dan kanal media sosial resmi BMKG.
Cuaca Ekstrem: Kombinasi Panas dan Hujan Lebat
Meski suhu tinggi ini masih tergolong normal untuk masa pancaroba, BMKG mencatat bahwa dampaknya kini terasa lebih ekstrem akibat perubahan iklim global dan urbanisasi yang memperkuat efek panas.
“Masyarakat tak perlu panik, tapi harus tetap waspada. Lindungi diri, kurangi paparan langsung sinar matahari, dan ikuti terus perkembangan cuaca dari sumber yang terpercaya,” tambah Guswanto.
Di sisi lain, hujan lebat juga melanda beberapa wilayah seperti Belawan dan Deli Serdang (Sumatera Utara), serta Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), dengan curah hujan masing-masing mencapai 117,6 mm/hari, 110,4 mm/hari, dan 88,4 mm/hari.
Dinamika Tropis: Siang Panas, Sore Hujan
Fenomena ini mencerminkan dinamika khas wilayah tropis saat peralihan musim, di mana cuaca panas mendominasi siang hari, namun potensi hujan akibat awan konvektif meningkat pada sore hingga malam.
Secara umum, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan masih didominasi oleh kondisi cerah hingga berawan, dan diperkirakan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Potensi hujan lokal tetap perlu diwaspadai, terutama di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.












