Media Daulat Rakyat

  • Home
  • Nasional
  • Merayakan Perubahan Kecil, Menjemput Kasih Sayang Ilahi
Inshot 20251022 065348131

Merayakan Perubahan Kecil, Menjemput Kasih Sayang Ilahi

Inshot 20251022 064636512

Dalam puisi “Sedikit-sedikit”, Edy Sukardi tidak sekadar menulis bait-bait reflektif, tetapi menyusun peta perjalanan spiritual yang sangat manusiawi. Ia tidak mengajak pembaca untuk meloncat ke puncak kesempurnaan, melainkan menapaki anak tangga perubahan dengan sabar, pelan-pelan, dan penuh kesadaran.

Di tengah zaman yang serba instan, puisi ini hadir sebagai pengingat bahwa perubahan sejati bukanlah hasil dari paksaan atau ketakutan, melainkan buah dari cinta dan kesadaran.

“Dia tak menuntut kesempurnaan,” tulis ESu, menegaskan bahwa Tuhan tidak menagih hasil, melainkan menghargai proses.

Saya melihat puisi ini sebagai bentuk perlawanan halus terhadap budaya tobat kilat dan semangat religiusitas yang kadang hanya bersandar pada rasa takut.

ESu mengajak kita untuk menengok ke dalam, menyadari bahwa luka, air mata, dan dosa bukanlah akhir dari segalanya. Justru dari situlah perubahan bisa dimulai—dengan keberanian untuk berhenti dari rutinitas yang tak bermakna, dan menggantinya dengan langkah-langkah kecil menuju makna.

Bait terakhirnya sangat menyentuh:

“Tengoklah ke belakang / ternyata / langkahmu / telah jauh.”
Kalimat ini bukan sekadar penutup, melainkan pelukan bagi siapa pun yang sedang berjuang.

Ia mengafirmasi bahwa setiap usaha, sekecil apa pun, adalah bagian dari perjalanan besar menuju pelukan-Nya.

Sebagai penulis dan pembaca, saya merasa puisi ini bukan hanya untuk dibaca, tapi direnungkan dan dijadikan teman dalam perjalanan hidup. Karena sejatinya, perubahan bukan tentang kecepatan, tapi tentang keberanian untuk terus melangkah—sedikit demi sedikit.

Puisi: Sedikit-sedikit oleh ESu

Tema dan Makna
Puisi ini mengangkat tema perubahan diri yang bertahap dan penuh kesadaran. Lewat ungkapan sederhana namun reflektif, penyair mengajak pembaca untuk tidak meremehkan langkah kecil dalam proses perbaikan hidup.

Perubahan bukanlah hasil dari paksaan atau ketakutan, melainkan buah dari cinta, kesabaran, dan keberanian untuk memulai.

Gagasan Utama

  • Kebuntuan hidup bukan akhir: Di awal, penyair menggambarkan rasa stagnan dalam hidup, lalu membantahnya dengan ajakan untuk merenung lebih dalam.
  • Langkah kecil yang konsisten: Perubahan besar lahir dari proses kecil yang dijaga dengan sabar.
  • Kesalahan bukan penghalang: Dosa dan luka bukan akhir, melainkan bagian dari proses menuju taqwa.
  • Kasih sayang sebagai motivasi: Perubahan sejati lahir dari cinta kepada Tuhan, bukan sekadar takut hukuman.
  • Transformasi spiritual: Ketika hati tenang dan ibadah terasa ringan, itulah tanda kedekatan dengan Tuhan.

Gaya Bahasa

  • Repetisi seperti “sedikit-sedikit”, “pelan-pelan”, dan “selangkah-selangkah” memperkuat pesan tentang proses bertahap.
  • Metafora seperti “seribu candi” dan “perahu sebelum fajar” memberi nuansa visual tentang waktu dan kesabaran.
  • Nada reflektif dan lembut, cocok untuk renungan spiritual.

Nilai dan Relevansi
Puisi ini sangat relevan bagi siapa pun yang sedang berjuang memperbaiki diri, merasa stagnan, atau terjebak dalam rutinitas tanpa makna. Ia menyampaikan harapan bahwa perubahan itu mungkin, asal dimulai dengan langkah kecil dan niat tulus.

editor; Akhlanudin

Artikel Terkait

Inshot 20251112 022450932

Pemerintah Kabupaten Belitung Buka Program…

intisari Berita Tanjungpandan, 12 November 2025…

Inshot 20251112 003257471

Puisi Puisi Edy Sukardi

Panen ESu Bulan nopemberdan Desemberdi negrikumusim…

Inshot 20251112 001835381

Bahasa yang Tak Bisa Berbohong:…

Puisi “Membaca Rahasia Hati ESu” karya…

Merayakan Perubahan Kecil, Menjemput Kasih Sayang Ilahi – Media Daulat Rakyat