Tanjungpandan, Belitung — Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, menegaskan bahwa membangun dunia pendidikan adalah tugas bersama yang tidak boleh berhenti. Ia menyampaikan hal tersebut saat meresmikan gedung baru SMA Universal Belitung di Jalan Air Ketekok, Desa Air Ketekok, Tanjungpandan,
“Kami harus mendukung, tidak boleh lelah. Tidak ada kata tidak ada uang. Harus terus membangun dunia pendidikan,” tegas Hidayat Arsani.
Gubernur menekankan pentingnya kehadiran pemerintah dalam dunia pendidikan sebagai bentuk tanggung jawab untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa. Ia juga mengajak pihak yayasan dan para guru untuk terus berkomunikasi dan bersinergi dalam memajukan kualitas pendidikan.
“Selamat bertugas kepada para guru. Lanjutkan perjuangan, sering-sering berkomunikasi dengan kami,” ujarnya.
Peresmian gedung baru SMA Universal Belitung ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita. Gubernur mengapresiasi keberadaan sekolah tersebut yang dinilainya unggul dalam membentuk karakter siswa.
“Saya rasa sekolah ini adalah yang terbaik, sebab ada pendidikan etika. Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya menjadi anak yang soleh, santun, dan berjuang untuk bangsa dan negara,” katanya.
Ia berharap SMA Universal Belitung dapat menjadi ikon pendidikan di daerah, mengingat kualitas sekolah-sekolah di Belitung, baik negeri maupun swasta, dinilai sangat baik dan membanggakan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Keluarga Universal Belitung, Yie Cun, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur dan para tamu undangan. Ia menjelaskan bahwa sekolah Universal didirikan dengan semangat kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
“Kami memulai dengan 79 siswa pada tahun ajaran 2016–2017. Kini, berkat dukungan berbagai pihak, kami telah memiliki KBM SD, SMP, dan SMA dengan total 839 siswa,” jelasnya.
Sekolah Universal Belitung juga didukung oleh 125 tenaga pendidik dan relawan, mayoritas berasal dari masyarakat lokal.
Selain menggunakan kurikulum nasional, sekolah ini memiliki program unggulan seperti bimbingan estetika, pengajaran bahasa Mandarin, serta diklat alam di Rimba Alam Bahagia yang menanamkan nilai-nilai disiplin, moralitas, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan.
