intisari Berita
- Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (Umbara) memperbarui kurikulum S1 Sains Aktuaria agar sesuai dengan kebutuhan industri dan standar aktuaris Indonesia.
- Fokusnya pada big data, analitik, kemampuan pemrograman, dan standar internasional.
- Tujuannya, lulusan lebih kompeten dan siap kerja.
Bogor, 2 November 2025 – Program Studi (Prodi) S1 Sains Aktuaria Universitas Muhammadiyah Bogor Raya (Umbara) mengadakan kegiatan sharing review kurikulum secara daring pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya strategis untuk menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan kebutuhan industri dan standar dari Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI).
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka dari kalangan praktisi dan akademisi di bidang aktuaria, antara lain Kabilarang (Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia), I Gusti Putu Purnaba (Kepala Program Studi S1 Aktuaria IPB University), dan Handayani (Ketua Komisi Ujian dan Kurikulum PAI).
Kompetensi Aktuaris di Era Big Data Menjadi Sorotan
Kabilarang menekankan pentingnya penguatan kompetensi lulusan aktuaria dalam bidang big data, analitik data, dan machine learning. Menurutnya, kemampuan ini sangat krusial dalam menghadapi transformasi digital yang pesat di industri keuangan dan asuransi.
“Kurikulum harus mengakomodasi bidang big data dan analitik agar aktuaris memiliki daya saing yang tinggi dan peluang karier yang luas. Kemampuan komunikasi juga tak kalah penting, agar aktuaris mampu menyampaikan hasil analisis risiko keuangan secara efektif kepada para pengambil keputusan,” ujar Kabilarang. Ia juga menambahkan pentingnya pengalaman magang di industri sebagai bagian dari kurikulum.
Sinkronisasi Kurikulum Nasional dan Internasional
I Gusti Putu Purnaba dari IPB University menyarankan agar kurikulum S1 Sains Aktuaria UMBARA menerapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) serta mengacu pada kurikulum IndoMS dan PAI. Ia juga menekankan pentingnya pembekalan kemampuan bahasa pemrograman bagi mahasiswa aktuaria.
“Bahasa pemrograman seperti R, Python, atau SAS harus menjadi bagian dari kurikulum inti. Selain teori, mahasiswa juga perlu mengikuti praktikum agar siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” jelasnya.
PAI Mendorong Adaptasi Kurikulum Internasional
Handayani, sebagai perwakilan PAI, menjelaskan bahwa seorang aktuaris bukan hanya ahli asuransi atau dana pensiun, tetapi juga seorang spesialis manajemen risiko keuangan yang berperan penting dalam menganalisis dan meminimalisir risiko keuangan di berbagai sektor.
“Kurikulum aktuaria saat ini mengacu pada International Actuarial Association (IAA). Pada tahun 2024, PAI telah menambahkan materi Analisis Data sebagai bagian dari kurikulum baru, dan hal ini perlu diadopsi oleh perguruan tinggi di Indonesia,” ungkap Handayani.
Kegiatan review kurikulum ini menjadi langkah strategis bagi Universitas Muhammadiyah Bogor Raya dalam mempersiapkan lulusan Sains Aktuaria yang adaptif, kompeten, dan siap bersaing di dunia industri yang terus berkembang. Dengan dukungan dari para praktisi dan akademisi, kurikulum baru Umbara diharapkan mampu mencetak aktuaris masa depan yang unggul dalam teori dan tangguh di lapangan.














