Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo membantah telah menerima titipan uang sejumlah Rp27 miliar untuk mengamankan perkara dugaan korupsi pembangunan BTS 4G di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Pada pertemuan pertama itu, ada enggak Galumbang Menak menitipkan sesuatu dengan saudara?” tanya Hakim Ketua Fahzal Hendri dalam persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu.
“Tidak ada,” jawab Dito.
Mulanya, Hakim Ketua Fahzal Hendri mendalami kesaksian Dito mengenai pertemuannya dengan Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia Galumbang Menak dan Resi Yuki Bramani di sebuah rumah milik keluarga Dito di Jalan Denpasar Nomor 34, Jakarta.
Dito pun mengakui pernah bertemu dengan Galumbang dan Resi sebanyak dua kali di rumah tersebut. Namun, Dito yang ketika itu belum menjabat sebagai Menpora menyebut pertemuan tersebut hanya membicarakan persoalan bisnis dan tidak menerima titipan uang.
“Sebatas pembicaraan masalah bisnis tadi?” tanya Fahzal.
“Betul, Yang Mulia,” jawab Dito.
“Pertemuan kedua demikian juga?” ucap Fahzal kembali bertanya.
“Sama, Yang Mulia,” jawab Dito lagi.
Lebih lanjut, Fahzal mengonfirmasi kepada Dito mengenai pengembalian uang Rp27 miliar yang disebut diserahkan oleh pihak Dito kepada Maqdir Ismail selaku pengacara Irwan Hermawan.
Fahzal mengatakan bahwa bantahan oleh Dito membuat pengembalian uang Rp27 miliar tersebut kini menjadi misteri.
“Kan masih mengandung tanda tanya besar. Masih belum selesai saudara meng-clear-kan. Uangnya ada, uangnya dari mana? Saudara tahu enggak dari mana asal uang itu?” kata Fahzal.
“Tidak mengetahui, Yang Mulia,” ucap Dito konsisten membantah.
Di sisi lain, Fahzal menyatakan Dito berhak membantah hal yang dituduhkan kepada dirinya.
Terkait kesaksian para saksi dalam perkara dugaan korupsi BTS 4G, kata Fahzal, perlu juga diuji kebenarannya lebih lanjut.
“Makanya saya bilang, kami juga enggak bisa memaksa saudara untuk mengatakan iya atau tidak,” ucapnya.