Suku Melayu merupakan salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia. Umumnya, masyarakat suku ini bermukim di Pulau Sumatera bagian selatan, barat, dan Pulau Kalimantan.
Ras Melayu terbagi atas beberapa rumpun, hal itu juga yang membedakan etnis Melayu di berbagai wilayah
Di Indonesia sendiri, ras Melayu dibagi menjadi dua bagian, yaitu Melayu Deautro (rumpun Melayu Muda yang datang di zaman logam abad 500 SM), dan Melayu Proto (rumpun Melayu Tua yang menginjakkan kaki di Sulawesi, Kalimantan, Lombok, Sumatera, dan Nias di tahun 1500 SM).
Asal Usul Etnis Melayu
Suku Melayu termasuk dalam kategori etnis Austronesia yang mendiami Pulau Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sabah, Sarawak, Brunei, Filipina Barat dan Selatan, Singapura, Thailand Selatan, dan Burma Selatan.
Masyarakat Melayu tersebar di berbagai pelosok bumi Nusantara, hingga mancanegara, khususnya Asia Tenggara.
Tidak mengherankan apabila wajah-wajah Melayu dapat ditemukan hampir di berbagai daerah, termasuk Sri Lanka, Afrika Selatan, dan Kepulauan Cocos.
Nama “Malayu” diambil dari nama Kerajaan Malayu yang pernah berdiri di tepi Sungai Batang Hari, Provinsi Jambi. Di kemudian hari, Malayu ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya yang memiliki pengaruh besar di berbagai wilayah.
Hal tersebutlah yang membuat penggunaan istilah Melayu semakin luas.
Dalam Prasasti Keping Tembaga Laguna dituliskan, bahwa pedagang Melayu telah melakukan kegiatan perdagangan ke berbagai penjuru Asia Tenggara, dan mereka turut membawa tradisi Melayu ke kawasan yang disinggahi.
Oleh karena itu, bahasa Melayu akhirnya jadi “Lingua Franca”.
Ciri Khas Etnis Melayu
Salah satu ciri khas etnis Melayu yang paling gampang dikenali adalah penggunaan dialek bahasa masih sangat kental.
Secara umum, suku ini juga terkenal dengan karakteristik masyarakatnya yang ramah terhadap semua orang dan tetap menjaga sopan santun.
Dari segi agama, mayoritas masyarakat Melayu memeluk Islam, tepatnya sejak abad 13 M.
Hal tersebut pula yang kemudian mempengaruhi perkembangan bahasa Melayu, di mana pada beberapa kosakata terdapat serapan dari bahasa Arab, khususnya dari Al-Quran.
Ciri khas etnis Melayu juga bisa dilihat dari kebudayaan yang dimiliki. Ada banyak sekali macam kesenian Melayu yang sudah dimodifikasi menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing rumpun.
Jadi, tergantung pada wilayah di mana masyarakat Melayu tersebut bermukim.
Pakaian Adat Suku Melayu
Baju kurung merupakan salah satu pakaian khas Suku Melayu di Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand Selatan, dan Singapura.
Baju kurung dikenakan oleh kaum perempuan, dengan ciri khas rancangan longgar di bagian dada, perut, dan lubang lengan.
Pada awalnya, baju kurung hanya dipakai pada upacara adat etnis Melayu. Terutama oleh kaum perempuan di lingkungan kerajaan.
Baju kurung dipakai bersama dengan kain songket sebagai sarung, dilengkapi berbagai aksesoris dan perhiasan emas.
Sebagian besar penduduk Melayu memeluk agama Islam, sehingga penggunaan baju kurung biasanya disesuaikan dengan jilbab.
Saat ini, baju kurung umum dikenakan oleh berbagai kalangan untuk beragam kegiatan, mulai dari pesta adat, hingga dipakai ibu-ibu saat ke pasar.
Di bawah ini adalah kelengkapan pakaian adat tradisional laki-laki dan perempuan:
1. Busana Adat Perempuan Melayu
Terdiri atas sarung yang diikat dengan ombak mengalun, kain dagang yang digunakan sebagai penutup kepala, dan selendang yang umumnya disampirkan di bahu.
2. Busana Adat Laki-laki Melayu
Kelengkapan pakaian adat laki-laki dikelompokkan atas, baju kurung dengan pasangan celana seluar yang terdiri dari, seluar panjang, seluar Aceh, seluar katuk, dan seluar sampit.
Kemudian dilengkapi kain samping yang bisa dipakai dengan cara ikatan pancung, dsb.
Nama Rumah Adat Melayu
Salah satu ciri khas Suku Melayu dapat dilihat dari rumah adat atau tradisional etnis tersebut. Sebagian besar rumah adat etnis Melayu umumnya dibangun dengan bentuk, dan fungsi berbeda.
Di bawah ini adalah beberapa model rumah Melayu yang dapat ditemukan di Provinsi Riau, Indonesia.
1. Limas Potong
Seperti namanya, rumah tradisional ini mengaplikasikan atap dengan bentuk limas terpotong. Limas Potong adalah rumah panggung berbahan papan atau kayu setinggi 1,5 meter.
Rumah adat ini umumnya terdiri atas beberapa ruangan dengan dilengkapi teras.
2. Selaso Jatuh Kembar
Rumah adat Selaso Jatuh Kembar menjadi identitas budaya Melayu paling kental di Riau. Bangunan rumah panggung ini memiliki ukuran besar dengan tingkatan.
Biasanya, Selaso Jatuh Kembar digunakan sebagai tempat untuk kegiatan perkumpulan.
3. Balai Salaso Jatuh Kembar
Meskipun memiliki nama yang sama persis dengan Salaso Jatuh Kembar, namun model bangunannya hanya berbeda sedikit, tentu ukurannya yang lebih luas.
Balai Salaso Jatuh Kembar kerap digunakan sebagai tempat aktivitas adat, seperti musyawarah, Balairung Sari, Balai Kerapatan, dan Balai Penobatan.
4. Rumah Melayu Atap Lontik
Bangunan rumah adat yang dikenal dengan nama Pelancang ini biasanya digunakan sebagai hunian etnis Melayu. Khususnya yang bermukim di Lima Koto, Riau.
Pelancang mempunyai ciri khas berupa kaki berbentuk perahu atau pelancang.
5. Lipat Kajang
Rumah adat Lipat Kajang memiliki atap berbentuk melengkung seperti bubungan curam. Atap Lipat Kajang sengaja diaplikasikan untuk memudahkan air hujan saat turun melintasi atap.
Namun sayangnya, di zaman ini rumah adat model ini sudah semakin sulit ditemukan.
6. Rumah Singgah Sultan Siak
Bangunan bersejarah yang pernah menjadi tempat persinggahan Sultan Siak, yaitu Sultan Syarif Kasim II ini mempunyai karakteristik dominasi warna kuning keemasan, krem, dan biru.
Sebagaimana rumah Melayu lain, rumah ini menggunakan model panggung berbahan kayu.
Bahasa Masyarakat Melayu
Bahasa tradisional etnis Melayu adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu merujuk pada sejumlah bahasa yang mempunyai kemiripan cara tutur dan digunakan di berbagai kawasan Nusantara, serta Semenanjung Melayu.
Saat ini, bahasa Melayu menjadi bahasa nasional di Singapura dan Malaysia.
Bukan hanya itu, bahasa Melayu juga dituturkan secara luas di berbagai negara, seperti di Indonesia, Brunei Darussalam, Thailand Selatan, Myanmar Selatan, Filipina Selatan, Timor Leste, Papua Nugini, Kamboja, Sri Lanka, hingga Afrika Selatan.
Kebudayaan Melayu
Suku Melayu memiliki keragaman budaya, kesenian, dan adat-istiadat yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya hingga saat ini.
Kebudayaan ras Melayu dapat disaksikan saat penyelenggaraan acara adat di wilayah tertentu yang menjadi kediaman etnis ini, misalnya di Sumatera Selatan.
Berikut ini adalah beberapa ciri khas budaya Melayu di Indonesia:
- Penggunaan bahasa khas, yaitu bahasa Melayu yang terdiri atas 45 bahasa dengan ratusan dialek yang berkembang, menyesuaikan rumpun Melayu dari daerah tertentu.
- Budaya Melayu juga dapat dilihat dari bangunan rumah adatnya yang mengusung berbagai model, namun biasanya menggunakan material yang sama, yaitu kayu atau papan.
- Tari-tarian tradisional, seperti tari Zapin, tari Makyong, tari Tandak, dan tari Joged Lambak. Di antara tarian tersebut, yang paling terkenal adalah tari Zapin.
- Hingga saat ini, sastra Melayu masih terus dilestarikan oleh para penggiat aksara, khususnya yang berasal dari daerah Riau dan Sumatera Selatan.
- Etnis Melayu memiliki beberapa jenis musik, yang terdiri atas musik Melayu Asli, musik Melayu Tradisional, dan musik Melayu Modern.
Di kalangan masyarakat awam, Suku Melayu selalu dikaitkan dengan warga negara dari Malaysia. Padahal faktanya, rumpun Melayu merupakan salah satu etnis asli Indonesia.
Hanya saja, suku ini bermukim di wilayah-wilayah tertentu, seperti Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Borneo.