Demo penolakan UU TNI di kawasan Gedung Grahadi, Surabaya, berakhir ricuh pada Senin (24/3). Sejumlah mahasiswa yang terlibat dalam demo diamankan polisi. Pantauan di lokasi, penangkapan itu terjadi saat situasi memanas sekitar pukul 17.00 WIB hingga 19.00 WIB.
Aksi menolak revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (24/3/2025), berujung ricuh.
Massa melemparkan petasan hingga bom molotov. Polisi menangkap sedikitnya 20 orang.Kericuhan pecah pada pukul 16.21 WIB saat sejumlah orang dalam massa yang berdemonstrasi di depan gerbang timur Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, menyalakan petasan.
Aksi ini memancing massa yang berjumlah lebih dari 500 orang itu bergerak.Kericuhan berkembang menjadi perusakan terhadap pagar kawat berduri, tiang dan baliho Grahadi, pembatas jalan, dan kamera pemantau (CCTV) di depan Taman Apsari dan Grahadi.
Aparat Polrestabes Surabaya dan Polda Jatim lantas menyemprotkan air ke kerumunan massa.Petugas terus mengejar orang-orang yang sebelumnya telah diidentifikasi terlibat kericuhan.
Sampai pukul 19.10, kericuhan di sekitar Grahadi yang meluas sampai DPRD dan Plaza Surabaya bisa dikendalikan.
Fatkhul Khoir dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya mengatakan, massa Front Anti-Militerisme (FAM) terdiri dari gabungan mahasiswa.
“Dalam massa yang cair ini kami tidak mengetahui dari mana datangnya massa tambahan, kami tidak mengenalinya,” katanya.
Sejumlah mahasiswa, termasuk dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, ditangkap pihak kepolisian.
Kepala Biro Kemahasiswaan UM Surabaya, Khoirul Anam membenarkan adanya penangkapan sejumlah mahasiswa UM Surabaya yang mengikuti aksi menolak UU TNI.
“Ada beberapa teman-teman mahasiswa kami yang turun aksi diamankan,” tutur Khoirul, Selasa (25/3).
Aksi demonstrasi menolak UU TNI di depan Gedung Negera Grahadi Surabaya yang semula berlangsung damai menjadi ricuh. Massa aksi yang terdiri dari beberapa elemen mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam masyarakat sipil ini pun menyerang petugas bahkan melemparkan molotov tepat di depan gerbang masuk gedung Grahadi.
Kejadian pun menjadi tak terkendali usai Maghrib. Massa membakar sejumlah barier di depan SMAN 6 Surabaya dan akhirnya dibubarkan paksa. Namun massa berusaha untuk bertahan, petugas pun akhirnya memukul mundur hingga ke Jalan Pemuda.
Kericuhan pun tak terkendali antara petugas dan massa, hingga membuat petugas harus bertindak tegas terhadap massa hingga yang dianggap provokasi pun ditangkap. (*)