Media Daulat Rakyat

4 Pilar Literasi Digital menjadi Kunci Wujudkan Masyarakat Cerdas di Ruang Digital

Image

Empat pilar literasi digital menjadi kunci wujudkan masyarakat yang cerdas di ruang digital. Hal itu mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengadakan kegiatan seminar program Gali Ilmu Palangka Raya agar masyarakat bisa lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan internet.

“Besarnya perkembangan internet ini sebanding dengan visi dari kota Palangka Raya yaitu mewujudkan masyarakat yang cerdas. Maka perlu dipahami tentang literasi digital beserta empat pilarnya untuk bisa dijadikan pedoman dan memberikan dampak baik bagi pengguna internet lainnya,” ucap Normalasari S.E selaku Sekretaris Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika Kota Palangka Raya dalam sambutannya pada kegiatan Literasi Digital yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Hawaii, Jl. Bubut No.3, Bukit Tunggal, Kec. Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (06/03/2024).

Pada kegiatan tersebut Hendra Surya selaku Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo Kota Palangka Raya menyampaikan materi tentang pentingnya pilar etika digital dalam menggunakan media sosial. Hal ini dikarenakan Indonesia yang merupakan negara multikultural, jadi masyarakat harus bisa saling menghargai.

“Indonesia merupakan negara multikultural. Maka penting bagi kita melandasi dengan pilar etika literasi digital agar tidak ada benturan dikarenakan perbedaan budaya, rasis dan bisa saling menghargai di ruang digital,” jelasnya.

Hendra juga mengingatkan akan pesatnya perkembangan internet sejalan dengan banyaknya informasi yang dibagikan di media online. Untuk menjadi masyarakat yang cerdas harus dapat berpikir secara kritis dan objektif dalam mencari informasi.

“Orang yang kritis tidak berpikir secara cepat dan gegabah, melainkan masih perlu banyak pertimbangan. Begitu mendapatkan informasi orang yang berpikiran kritis akan lebih mencari sumber lagi dan menginginkan mendapatkan informasinya yang objektif,” tegasnya.

Bahaya Disfungsi Artificial Intelligence untuk Membuat Framing Berita Palsu

Pada akhir sesi, Erie Heriyah selaku Koordinator Divisi Partnership Tular Nalar Mafindo juga mewanti-wanti agar tidak tertipu teknologi Artificial Intelligence yang digunakan untuk membuat berita hoaks. Erie menekankan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan untuk tidak mudah percaya dan mencari sumber yang valid terlebih dahulu.

“Beragam berita hoaks sekarang sudah semakin canggih, yang paling terbaru sekarang ada yang namanya Artificial Intelligence atau AI. Dari hal tersebut orang bisa membuat atau menirukan wajah bahkan suara yang bisa disalahgunakan, jadi Masyarakat harus lebih berhati-hati” jelasnya.

Terlebih lagi, lanjut Erie, berita hoaks yang tersebar di internet seringkali mengandung judul yang mengarah kepada tindakan provokasi. Hal yang harus diperhatikan adalah ketelitian untuk tidak langsung terpancing.

“Saat kita tertimpa hoaks, otomatis akan membunuh kemampuan kita dalam bernalar. Itu yang kemudian menjadi berbahaya, oleh sebab itu kita harus berhati-hati dan selalu membentengi diri dengan sifat tidak mudah percaya,” tuturnya.

Erie melanjutkan, hoaks kemudian dapat mengarah pada misinformasi di mana kita menjadi pelaku penyebarannya karena ketidaktahuan kita bahwa berita tersebut adalah berita yang salah.

“Ada juga pihak yang kemudian mengetahui bahwa berita itu tidak benar akan tetapi lanjut menyebarkan berita itu, hal itu dapat disebut dengan disinformasi,” pungkas Erie.

Sebagai informasi, kegiatan Seminar Gali Ilmu Literasi Digital di Palangka Raya, Kalimantan Tengah” merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Kegiatan ini dihadiri sebanyak kurang lebih 200 peserta yang terdiri kalangan masyarakat dan komunitas ibu-ibu PKK Bukit Tunggal di Kota Palangka Raya.

Berita Terkini

4 Pilar Literasi Digital menjadi Kunci Wujudkan Masyarakat Cerdas di Ruang Digital – Media Daulat Rakyat