
Puisi “Ibuku” karya Edy Sukardi adalah potret lembut tentang kekuatan cinta seorang ibu yang tak terukur oleh gelar akademik, melainkan oleh kedalaman hati dan ketulusan jiwa.
Dalam bait-baitnya, ESu menyingkap dua bahasa yang menjadi fondasi pendidikan sejati: bahasa hati dan bahasa cinta.
Bahasa hati adalah intuisi seorang ibu yang mampu membaca kegundahan anaknya tanpa kata. Ia tak perlu mendengar keluhan, karena ia sudah tahu.
Bahasa cinta adalah tindakan: berjaga saat anak sakit, marah saat anak patah hati, dan tetap melihat anaknya sebagai “kanak-kanak” meski telah dewasa. Ini bukan bentuk kekangan, melainkan kasih yang tak pernah selesai.
Puisi ini juga menyentuh sisi budaya: bagaimana ibu menjadi pelamar, menjadi pelindung, menjadi penyembuh. Ia bukan hanya sosok domestik, tapi juga pemimpin emosional dalam keluarga.
Dalam dunia yang sering mengukur keberhasilan dengan ijazah dan jabatan, Umbara mengingatkan kita bahwa pendidikan terdalam justru lahir dari pelukan ibu yang tak pernah lelah.
Puisi ini layak dibaca ulang oleh siapa pun yang ingin memahami makna cinta yang tak bersyarat.
Ia bukan sekadar nostalgia, tapi juga refleksi tentang bagaimana kita memaknai peran ibu dalam kehidupan modern.
- Identitas Karya
- Judul: Ibuku
- Penulis: ESu
- Tanggal Penulisan: 3 November 2025
- Jenis Karya: Puisi naratif-reflektif
- Tema: Kasih sayang ibu yang abadi
- Gaya Bahasa: Liris, sederhana, penuh empati
2. Sinopsis
Puisi ini menggambarkan sosok ibu yang meskipun tidak menempuh pendidikan tinggi, menjadi pendidik sejati bagi anak-anaknya.
Ia menggunakan dua bahasa dalam membesarkan: bahasa hati dan bahasa cinta. Dari masa kanak-kanak hingga dewasa, sang anak merasakan kehadiran ibu sebagai pelindung, pembaca perasaan, dan penyembuh luka batin.
Bahkan saat sang anak patah hati, ibunya hadir dengan solusi dan semangat. Puisi ini adalah penghormatan tulus terhadap cinta ibu yang tak pernah pudar.
2. Kelebihan Karya
- Kekuatan Emosi: Puisi ini menyentuh hati pembaca dengan kejujuran dan kedalaman rasa. Setiap bait mengalir alami, seolah berasal dari pengalaman pribadi yang universal.
- Kesederhanaan yang Menggugah: Diksi yang digunakan sangat sederhana, namun justru itulah kekuatannya. Ia mudah dipahami, namun sarat makna.
- Nilai Budaya dan Sosial: Tersirat nilai-nilai budaya Indonesia, seperti peran ibu dalam menjodohkan anak, serta nilai religius dalam doa dan pengorbanan.
3. Simpulan
Ibuku adalah puisi yang sederhana namun menyimpan kekuatan besar dalam menyampaikan cinta tanpa syarat seorang ibu.
ESu berhasil merangkum pengalaman emosional yang sangat personal namun juga universal. Puisi ini cocok dibaca oleh siapa pun yang ingin merenungi kembali makna kasih
Editor: Akhlsnudin












