Sijuk, Belitung Media Daulat Rakyat— Laut Tanjung Kelayang kembali menjadi saksi prosesi sakral Muang Jong, tradisi adat masyarakat Suku Sawang yang digelar oleh warga Desa Keciput, Kamis pagi (09/10/2025). Tahun ini, prosesi yang sarat makna spiritual dan budaya itu menarik perhatian lebih luas—tak hanya dari wisatawan lokal, tetapi juga dari mancanegara.
Sejak pagi, suasana pantai dipenuhi semangat dan kekhusyukan. Prosesi dimulai dengan selamat laut, sebuah ritual pembacaan doa oleh para tetua adat atau dukun kampong, sebagai bentuk permohonan keselamatan dan berkah dalam mencari nafkah di lautan.
Setelah doa dipanjatkan, sebuah kapal kecil bernama jong diangkat dan dibawa ke tengah laut menggunakan perahu nelayan. Di sana, doa kembali dilantunkan sebelum jong dilarungkan sebagai simbol penyerahan diri kepada alam dan leluhur.
Mewakili Bupati Belitung, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Belitung, Syamsuddin, menyampaikan bahwa Muang Jong bukan sekadar ritual, melainkan warisan budaya yang telah hidup turun-temurun di tengah masyarakat Suku Sawang.
“Apa yang kita nikmati saat ini adalah warisan serta titipan untuk anak-cucu kita nanti. Karena itu, harus kita rawat dan lestarikan,” ujarnya penuh harap.
Syamsuddin juga menekankan pentingnya pelestarian tradisi sebagai bentuk edukasi bagi generasi muda.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Muang Jong, sekaligus menjadikannya daya tarik budaya yang membanggakan. “Mari terus kita lestarikan tradisi-tradisi luhur ini, karena inilah yang menjadi ciri khas dan kekuatan budaya kita,” imbuhnya.
Sebagai penutup, pengunjung disuguhkan pertunjukan tari kolosal bertajuk Gubok Berendam, yang menggambarkan kehidupan masyarakat Suku Sawang di masa lampau—sebuah refleksi visual yang menyentuh dan memperkaya pengalaman budaya.
Prosesi Muang Jong merupakan puncak dari rangkaian Festival Muang Jong 2025 yang berlangsung sejak 1 hingga 9 Oktober.
Festival ini juga diramaikan dengan bazar UMKM, lomba-lomba, pertunjukan seni, aksi bersih-bersih pantai, dan berbagai kegiatan lainnya yang memperkuat semangat kebersamaan dan pelestarian budaya lokal.












