pers-scaled.jpg
 20230731_193802.gif
 323276293_566466371650625_8427709249684468411_n-scaled.jpg

Manggar, Belitung Timur– Guna meningkatkan pemahaman dan kompetensi Petugas Fardhu Kifayah, Pemkab Belitung Timur (Beltim) menggelar Pembinaan Fardhu Kifayah, Penyelenggaraan Pemulasaran Jenazah (Pemandian dan Pengkafanan) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2022.

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Satu Hati Bangun Negeri Kabupaten Beltim, Rabu (14/09/22) ini diikuti oleh 155 orang petugas fardhu kifayah se-Kabupaten Beltim.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Beltim Bani Machtum mengatakan, Petugas Fardhu Kifayah mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu Pemerintah Daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang keagamaan.

“Pemerintah Daerah akan selalu men-support petugas fardhu kifayah dalam hal peningkatan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan kecakapannya yang salah satunya lewat pembinaan kegiatan pemulasaran jenazah ini,” ucap Bani selaku Ketua pelaksana kegiatan.

Ia menjelaskan pembinaan ini ditujukan untuk  memberikan pemahaman yang baik dan sama terhadap tata cara pemulasaran jenazah, mengingat terdapat banyak perubahan utusan fardhu kifayah di masing-masing desa.

“Tujuannya internalisasi atau menyamakan dan menyatukan pengetahuan petugas fardhu kifayah terkait pemulasaran jenazah. Agar petugas fardhu kifayah mengetahui dan paham terkait tata cara yang benar dan meningkatkan kemampuan petugas fardhu kifayah dalam hal pemulasaran jenazah,” jelasnya.

Hal serupa disampaikan Bupati Beltim Burhanudin. Ia menyampaikan bahwa pembinaan ini demi pemahaman dan penyegaran pengetahuan pemulasaran jenazah bagi petugas agar sesuai ketentuan dalam syariat islam.

“Kita ingin mereka mengikuti yang dianjurkan di dalam syariat islam, menambah pengetahuan, me-refresh dan mereview ulang. Karena jenazah itu kan ada yang meninggal dalam keadaan biasa ada yang dalam keadaan tidak biasa. Itu yang dilatih terus sebagaimana syariat,” jelasnya.

Ditambahkan Aan, keberadaan petugas pemulasaran jenazah sulit ditemukan di tengah-tengah masyarakat terutama generasi muda. Ia berharap kegiatan ini bisa mengikutsertakan generasi muda agar dapat menciptakan generasi baru yang mampu melaksanakan penyelenggaraan jenazah.

“Harus dilaksanakan regenerasi. Cuman kan regenerasi ini banyak yang masih takut atau tidak berani dalam pengurusan jenazah, padahal dalam konteks agama tidak begitu sulit sebenarnya, asalkan kita mau. Jadi kita minta kepada desa-desa itu mulai lah menyiapkan regenerasi untuk pemulasaran jenazah ini,” pungkasnya. (Ln)

About Post Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *