(Oleh Rio Novaltha/Pemerhati Masalah Sosial Kemasyarakatan, Tinggal di Belitung)
Saya agak terkejut saat membaca berita ditangkapnya pengedar narkoba (shabu²) sejumlah hampir setengah kilogram oleh Polres Belitung
Mungkin bagi sebagian orang berita ini hanyalah sebuah cerita kriminal biasa yang sudah umum terjadi, tetapi bila kita telaah lebih jauh, bila jumlah narkoba yg tertangkap ini untuk market lokal, artinya Belitong sudah dalam ancaman darurat narkoba
Ini cerita yg tertangkap, bagaimana dengan yang sudah lolos dan sudah beredar di masyarakat Belitong??
Betapa tidak, dengan jumlah satu kasus ini saja, artinya Belitong sudah jadi wilayah market yang sangat potensial, pengguna narkoba di Belitong sudah amat banyak, karena jumlah setengah kg (500 gram) itu bukan jumlah yg sedikit utk ukuran narkotika jenis shabu
Bila 500 gram shabu dipecah oleh bandar menjadi paket² kecil 0,5 gram, itu akan jadi 1000 paket, dan itu artinya 1000 orang Belitong akan jadi korban, bila saja oleh bandar 50% diperuntukkan untuk market pencandu lama, artinya 500 orang akan menjadi korban baru, walau ini hanya hitung²an kasar dari satu kasus, angka 500 korban baru ini akan terus berkembang, karena pemasok shabu jelas bukan hanya seorang..
Dan perlu kita ingat, narkoba adalah bisnis, layaknya sebuah bisnis, bandar² akan terus berupaya agar bisnisnya berkembang dengan cara menciptakan pasar yg sebesar²nya..
Pertanyaannya : “Bagaimana jika pada 500 orang itu terdapat anak-anak kita didalamnya ?? “
Pelajaran moral dari berita penangkapan narkoba ini, marilah kita lebih peduli terhadap ancaman bahaya narkoba, terutama bagi orang tua utk lebih waspada & lebih intens memantau kondisi dan pergaulan anak² muda, karena anak muda diusia yang labil adalah target utama mereka untuk mengembangkan pasar..
Sulitnya..tak seperti pengguna miras, efek shabu seringkali mengecoh orang tua, secara kasat mata, sehari² orang tua melihat anak² mereka seakan normal, secara fisik tak terlihat ada yg aneh, namun acapkali orang tua baru menyadari ketika anak sudah terjerumus amat dalam sebagai pencandu..
Hal yg sangat mungkin orang tua lakukan adalah mengawasi sedini mungkin perilaku anak & memantau uang saku mereka, karena menggunakan narkoba itu identik dengan perlunya biaya yg lumayan besar
Dan ketika anak sdh menjadi pecandu, disaat ‘sakaw’ dan tak punya uang, perilaku anak akan mulai berubah, tuntutan menurunnya zat dopamin pada otak akibat terputusnya penggunaan narkoba, membuat pencandu dalam keadaan sakaw dan itu harus dipenuhi, inilah yang membuat anak sering kehilangan akal sehat dan berusaha mendapatkan uang utk membeli narkoba dgn berbagai cara..semisal selalu berbohong atau mencuri..
Kasus tertangkapnya shabu dalam jumlah besar untuk ukuran Belitong ini, hendaknya menyadarkan kita bersama, bahwa ancaman narkotika sudah begitu masif dan ada di sekitar kita..
Mari bahu membahu memerangi narkoba, porsi kita sebagai elemen masyarakat utamanya pada langkah pencegahan, dan mari kita dukung langkah dan upaya Polres Belitung utk langkah penindakan, guna memutus mata rantai narkoba di Belitung sampai keakar-akarnya
Semoga Allah menyelamatkan Belitung dari ancaman narkoba
Tulisan ini sudah dimuat di group Facebook Forum Criisis Center Belitung dengan judul yang sama
https://www.facebook.com/groups/450591321639707