Hingga Rabu kemarin, masyarakat ramai mendiskusikan kemungkinan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per Kamis, 1 September 2022. Media pun mengangkat berita yang sama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani enggan menjawab pertanyaan media saat ditanya mengenai isu kenaikan ini. Yang jelas, katanya, pemerintah akan mempertimbangkan semua faktor dalam menentukan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Sementara itu, Pertamina juga belum bisa memberi jawaban mengenai kemungkinan naiknya harga BBM ini. Pihak perusahaan pelat merah tersebut mengatakan bahwa mereka pun masih menantikan kepastian dari pemerintah.
Meskipun sudah berulang kali mengatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat terbebani dengan subsidi BBM, utamanya ditambah dengan kenaikan harga minyak dunia dan konsumsi BBM masyarakat yang terus bertumbuh, pemerintah belum memberi kepastian kapan harga bensin akan naik.
Hal ini, di antaranya, karena pemerintah ingin hati-hati agar bisa mempertahankan tren positif pertumbuhan perekonomian Indonesia yang sebelumnya tergerus oleh pandemi COVID-19. Selain itu, tingkat inflasi Indonesia pun tengah tinggi-tingginya.
Di luar desas-desus tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah meresmikan bantuan sosial tambahan dengan nilai total Rp 24,17 triliun sebagai antisipasi kenaikan harga BBM.
Pertama, program tambahan ini menyasar 20,65 juta keluarga penerima manfaat yang akan menerima bantuan langsung tunai sebesar Rp 600.000 dengan dibagi dalam dua kali transfer. Yang kedua, 16 juta pekerja yang memiliki gaji maksimal Rp 3,5 juta juga akan mendapatkan bantuan yang sama.
Presiden Jokowi juga meminta pemerintah daerah untuk ikut serta membantu menjaga daya beli masyarakat dengan menerbitkan aturan agar 2% dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) dialihkan untuk subsidi transportasi angkutan umum dan nelayan.
About Post Author
