pers-scaled.jpg
 20230731_193802.gif
 323276293_566466371650625_8427709249684468411_n-scaled.jpg

 SMAN 1 Manggar menjadi salah satu tempat penelitian profesor asal Jepang pada Rabu (29/3). Profesor bernama Yoshimi Miyake tersebut merupakan seorang guru besar di Faculty of International Resource Sciences dari Akita University Jepang. Didampingi oleh satu orang mahasiswa bernama Manaha Inoue, Profesor Yoshimi melakukan penelitian ke beberapa tempat di Pulau Belitung. Tempat-tempat tersebut dipilih berdasarkan jenjangnya dan SMAN 1 Manggar terpilih mewakili sekolah menengah atas. Adapun penelitian beliau adalah mengenai bahasa Melayu Belitung dan hubungannya dengan Bahasa Indonesia.

Tepat tiba di SMAN 1 Manggar pukul 08.00 WIB, Profesor Yoshimi dan Manaha di sambut langsung oleh kepala SMAN 1 Manggar, Sabarudin. Beliau didampingi oleh guru bahasa inggris sekaligus wakil kepala bidang humas, Winda Ari Anggraini yang juga bertindak sebagai penghubung Profesor Yashimi dengan pihak sekolah. Dalam sambutannya Sabarudin mengaku senang sekolahnya dapat dijadikan sampel penelitian ini. ”Kami selaku pihak sekolah sangat senang dapat menerima Profesor Yashimi dan saudara Manaha di SMAN 1 Manggar. Kunjungan ini merupakan suatu kehormatan bagi kami dapat dikunjungi oleh seorang guru besar Akita University Jepang. Semoga sekolah kami dapat menjadi sampel yang representatif untuk penelitian profesor dan nantinya akan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan riset yang dilakukan”, ungkap Sabarudin.

Setelah penyambutan secara resmi tersebut, beliau juga bertukar pikiran dan melakukan wawancara kepada kepala SMAN 1 Manggar.  Beliau menanyakan beberapa hal termasuk kepemimpinan kepala sekolah dalam mempertahankan bahasa Melayu Belitung. Kemudian setelah itu, Profesor Yashimi dan Manaha di ajak untuk menemui siswa SMAN 1 Manggar yang telah menunggu di ruang Broadcast Team. Sejumlah 20 orang siswa dihadirkan untuk menjadi sampel penelitian mengenai penggunaan bahasa Melayu Belitong di kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu, Profesor Yashimi juga sharing tentang beberapa hal kepada siswa yang hadir. Beliau mengaku sangat senang dapat bertemu dengan siswa SMAN 1 Manggar yang menurut beliau sudah sangat luar biasa. ”Saya sangat senang dapat bertemu dengan kalian yang  sangat luar biasa. Saya melihat kalian sangat bersemangat dan ceria. Hal ini sangat berbeda jauh dengan siswa di Jepang saat ini yang sudah jauh kehilangan keceriaan ini. Dan tahu yang paling saya senang? Saya sangat tertarik dengan seragam batik gambar ”Pelileek’en” yang kalian gunakan. Itu sangat cantik, saya ingin membelinya”, ungkap Profesor Yashimi dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Ada beberapa hal unik yang beliau katakan juga tentang siswa SMAN 1 Manggar. Menurut beliau siswa SMAN 1 Manggar ini jauh bersifat lebih global dibandingkan dengan siswa yang ada dijepang. ”Saya juga kanget dan kagum dengan siswa SMAN 1 Manggar yang sudah sangat fasih berbahasa Inggris dan bahkan ada yang bisa berbahasa Jepang.  Saya juga kagum tadi mendengar ada salah satu siswa yang belajar di Amerika Serikat selama satu tahun. Mereka lebih global dibandingkan dengan siswa Jepang saat ini”, ungkap Profesor Yashimi.

Profesor yang sudah melakukan banyak penelitian ke berbagai negera tersebut kemudian juga berkesempatan untuk melakukan podcast. Acara yang dipandu oleh Winda Ari Anggraini tersebut lebih banyak membahasa tentang alasan beliau memilih melakukan penelitian di Belitung. ”Saya sebenarnya tertarik melakukan penelitian di Belitung bukanlah tanpa alasan yang  kuat. Hal ini bermula dari datangnya Andrea Hirata ke Akita University Jepang pada tahun 2013. Dari situ ia banyak membuat saya pribadi dan banyak profesor di Jepang kagum dengan apa yang ia tulis dalam Laskar Pelangi”, papar Profesor Yashimi.

“Pertemuan dengan Andrea Hirata tersebut akhirnya membuat saya sangat tertarik untuk melakukan kunjungan dan penelitian di Belitung. Kami sangat kagum atas apa yang ia paparkan terutama tentang bagaimana anak di pulau kecil ini dapat bermimpi dan pendidikan yang ada disini. Akhirnya di tahun 2019 saya menginjakkan kaki di Belitung untuk melakukan penelitian tentang tambang dan itu benar-benar sangat luar biasa bagi saya”, ungkap Profesor Yashimi.

Saat ditanya mengenai alasannya kembali ke Belitung, Profesor Yashimi menjawab karena ia sangat mencintai Belitung. ”Saya sangat mencintai Belitung dan saya tertarik sekali dengan penggunaan bahasa Melayu Belitung. Soalnya bahasa Melayu Belitong itu sangat khas dan dipakai turun temurun tanpa henti. Kemudian saya juga tentunya sangat ingin kembali karena Belitung ini layaknya surga yang disembunyikan Tuhan. Saya sangat-sangat mencintai pemandangan alamnya, orang-orangnya, dan tentu makanannya”, ungkap Profesor Yashimi.

Kemudian saat ditanya mengenai SMAN 1 Manggar, beliau mengatakan bahwa sekolah ini adalah sekolah yang sangat luar biasa. ”SMAN 1 Manggar ini menurut pandangan saya adalah sekolah yang prestisius. Sekolah dengan siswa-siswa yang luar biasa. Saya harap kedepan saya dapat kembali lagi ke sekolah ini dan berharap kedepan siswa-siswi SMAN 1 Manggar dapat terus mengembangkan kemampuan leadershipnya karena dengan itu saya yakin siswa sekolah ini akan semakin luar biasa”,tutup Profesor Yashimi.

Berakhirnya podcast tersebut juga menjadi agenda terakhir kunjungan Profesor Yashimi dan Manaha di SMAN 1 Manggar. Namun sebelum meninggalkan SMAN 1 Manggar, mereka dihadiahi seragam batik serta selempang batik SMAN 1 Manggar yang sempat ingin mereka beli karena sangat bagus. ”Saya benar-benar terharu dapat ini semua. Saya awalnya benar-benar ingin membeli namun ini diberikan secara gratis. Terimakasih sekali untuk SMAN 1 Manggar, terimakasih atas batik Pelileek’an yang sangat indah ini”, tutup Profesor Yashimi dan Manaha.

About Post Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *